Sabtu, 19 Januari 2013

Tentang Yusuf dan Zulaikha



           Hari ini kita melihat satu hal yang ironis bahwa Umat islam ternyata lebih tertarik kepada kisah Romeo dan Juliet atau pun Kisah Cinta Tragedi yang diperankan oleh Kate Winslet dan Leonardo DeCaprio dalam sebuah film terlaris sepanjang masa yaitu ‘Titanic’. Padahal jauh sebelum kisah itu ada, Islam memiliki kisah nyata Cinta yang penuh dengan ketauladanan yang dialami oleh Nabi Yusuf. Kisah ini Allah abadikan dalam Kitabnya yang suci yaitu Alqur’an.
            Kisah ini berawal ketika Nabi Yusuf diselamatkan dari gelapnya sumur—yang  kedalamnya Nabi Yusuf dilemparkan oleh saudara-saudaranya—oleh rombongan saudagar yang melintas dan berusaha mengambil air dari sumur itu. Rombongan Saudagar itu kemudian menjual Nabi Yusuf kepada seorang Menteri bernama Qithfir yang berada dibawah pemerintahan Raja Mesir ketika itu yang bernama Rayyan bin Malik. Saat itu Nabi Yusuf berusia tujuh belas tahun. Qithfir berkata pada istrinya yang bernama Zulaikha “Berikanlah layanan dan perlakuan yang baik kepada Yusuf, Mudah-mudahan saja dia bisa kita manfaatkan atau bisa kita jadikan sebagai anak”. Ini dia katakan karena dia tidak memiliki anak karena mandul.
            Pada suatu ketika disaat Qithfir sedang tidak ada dirumah, dan dirumah hanya ada Zulaikha dan Yusuf. Zulaikha tidak bisa sabar dengan ketampanan luar biasa yang dimiliki oleh Yusuf dan dia mengajak Yusuf untuk melakukan hubungan yang tidak seharusnya dilakukan oleh dua orang yang bukan mahram. Zulaikha menutup semua pintu dan berkata pada Yusuf “Kemarilah wahai Yusuf”. Yusuf pun menjawab “Aku berlindung kepada Allah dari apa yang engkau ajak kepadaku, Tuanku telah memperlakukanku dengan baik dan Aku tidak mungkin mengkhianatinya”. Kemudian Zulaikha memaksa Yusuf dan Yusuf pun sesungguhnya memiliki rasa, karena Tabiat Kemanusiaan yang dimilikinya bukan karena dia ingin melakukan hal kotor itu. Maka dari itu dalam Kitab Tafsir Munir, Syaikh Nawawi Al Bantani mengatakan bahwa Maksud Hati itu terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah Maksud Hati yang tetap yaitu jika didalamnya terdapat niat yang kuat untuk melakukan suatu dosa dan dibarengi dengan rasa ridho dan pasrah dalam hati, Maksud Hati inilah yang pada saat itu dimiliki oleh Zulaikha, seseorang yang memiliki Maksud Hati seperti ini sudah masuk kedalam Dosa. Yang kedua adalah Maksud Hati yang tidak disengaja yaitu bisikan hati yang timbul bukan karena niat sebelumnya. Inilah yang dialami oleh Nabi Yusuf ketika diajak oleh Zulaikha untuk melakukan hal yang tidak senonoh. Seseorang yang memiliki bisikan seperti ini tidak masuk dalam dosa kecuali bisikan itu diucapkan atau dilakukan.
            Ketika rasa ini timbul dalam benak Nabi Yusuf, maka Allah menolong Nabi Yusuf dengan mengirimkan Wahyu yang mengatakan Kejelekan dan Dosa sebuah Perzinahan. Ini menunjukan dipeliharanya para Nabi dari segenap Dosa yang menghampiri kebanyakan Manusia. Nabi Yusuf mencoba menghindar dari ajakan Zulaikha dengan berlari kearah pintu, namun Zulaikha tidak membiarkannya lolos begitu saja. Mereka saling berlomba menuju pintu dan pada saat yang sama Qithfir ternyata sudah berada didepan pintu, Zulaikha dengan wajah tanpa dosa berkata pada Qithfir “Apa balasan bagi orang yang ingin berbuat serong kepada keluargamu? Tidak lain adalah penjara atau siksa yang pedih”, seraya melempar kesalahan pada Nabi Yusuf. Nabi Yusuf pun mencoba membela diri dengan menimpali dengan halus apa yang dikatakan oleh Zulaikha pada Qithfir, “Beliau lah yang memaksaku untuk melakukan hal itu dan ada seorang saksi dari keluarga beliau”. Saksi yang dimaksud oleh Nabi Yusuf adalah seorang bayi yang baru berusia dua bulan yang Allah berikan kemampuan berbicara kepadanya.
            Saksi itu berkata “jika baju Yusuf sobek dari depan maka Zulaikha berkata benar dan Yusuf termasuk sebagian dari orang-orang yang berbohong. Akan tetapi jika baju Yusuf sobek dari belakang maka Yusuf berkata benar dan Zulaikha termasuk kedalam orang-orangyang berbohong”. Ternyata setelah diperiksa Baju Nabi Yusuf sobek dari belakang yang merupakan bekas tarikan dari Zulaikha ketika Yusuf berusaha kabur darinya. Qithfir pun berkata “Wahai Yusuf! Janganlah kau ceritakan kejadian ini kepada orang lain. Dan kau Wahai Zulaikha! Bertaubatlah atas dosa yang telah kau lakukan”
            Tanpa disadari Tersiarlah kejadian diistana Qithfir itu kepada masyarakat luas. Sehingga hal itu menjadi buah bibir setiap orang yan mendengarnya, terutama para wanita yang mengatakan bahwa Zulaikha telah dibutakan oleh Cinta. Ketika Zulaikha mendengar perkataan mereka, dia pun segera memanggilnya dan menyediakan kursi beserta makanan dan pisau. Ketika para Wanita itu sedang asyik mengiris buah-buahan dan daging, Zulaikha memanggil Nabi Yusuf dengan nada sedikit berteriak “Wahai Yusuf! Keluarlah kamu!” Ketika Yusuf keluar maka mereka kagum akan keelokan rupanya dan tanpa terasa memotong jari tangannya seraya berkata “Maha Sempurna Allah ini bukanlah manusia melainkan malaikat yang mulia”. Maka berkatalah Zulaikha “Itulah yang karenanya kalian malah mencelaku. Aku telah menggodanya untuk takluk pada keinginanaku tapi dia menolak. Dan jika dia menolak apa yang aku inginkan maka niscaya aku akan memasukannya kedalam penjara dan dia masuk kedalam golongan orang-orang yang hina” Nabi Yusuf menjawab perkataan itu seraya berdo’a “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai dari pada ajakan mereka kepadaku”.
            Lihatlah bukannya Nabi Yusuf tidak menyukai Zulaikha, akan tetapi ketika Cinta itu membawa kita kedalam kema’siatan maka tinggalkanlah. Berlindunglah kepada Allah dari Cinta seperti ini. Tak lama setelah itu Yusuf pun dimasukan kepenjara sebagai bentuk perlindungan yang diinginkan olehnya dari wanita-wanita yang menginginkan untuk melakukan perbuatan tidak senonoh kepadanya, meskipun pada kenyataannya dipenjarakannya beliau adalah atas rencana jahat Zulaikha. Begitulah Cinta buta, ketika keinginan kita terhadap apa yang kita cintai tidak terpenuhi maka terkadang cinta itu berbalik benci.
Dalam penjara itulah dia bertemu dengan dua orang yang dipenjarakan atas tuduhan meracuni raja. Yang satu adalah seorang pelayan yang biasa memeras anggur dan Yang lain adalah seorang pelayan yang biasa mengantarkan roti untuk makanan Sang Raja. Pada suatu malam Pelayan yang biasa memeras Anggur bermimpi memeras Anggur sedangkan Pelayan yang biasa mengantarkan roti untuk raja bermimpi menaruh roti diatas kepalanya dan roti itu dimakan oleh burung gagak. Mereka pun lantas menanyakan arti dari masing-masing mimpi itu kepada Nabi Yusuf karena beliau selama dipenjara terkenal alim dan rajin beribadah. Nabi Yusuf pun menafsirkan mimpi, mimpi pelayan yang memeras Anggur akan jadi kenyataan atau dia akan dapat kembali memeras angggur lagi untuk raja, atau dengan kata lain dia akan terbebas dari segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya sedangkan mimpi orang yang biasa mengantarkan roti untuk raja bermakna bahwa dia akan disalib dan kepalanya akan dipatuki oleh burung-burung gagak yang berarti dialah yang bersalah dan berniat untuk meracuni raja.
Tak lama setelah itu Yusuf pun berpesan pada Pelayan yang biasa memeras anggur—karena menurut Takmil mimpi beliau dialah yang akan selamat dari tuduhan—untuk menitipkan pesan kepada Raja bahwa dalam penjara ada seorang pemuda yang dipenjarakan karena kedzaliman orang lain dan bukan atas kesalahan yang diperbuatnya, Pemuda itu adalah Nabi Yusuf sendiri. Akan tetapi setelah pelayan itu bebas ternyata dia lupa akan pesan yang diamanatkan oleh Nabi Yusuf. Maka tinggalah Yusuf dalam penjara itu selama tujuh tahun.
Dua tahun setelah pelayan itu bebas—sebelumnya Nabi Yusuf sudah dipenjara selama lima tahun—Raja Rayyan bin Walid bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh sapi betina yang kurus dan tujuh bulir gandum berwarna hijau sedangkan tujuh lainnya kering. Raja pun memanggil segenap pemuka negeri dan berkata “Terangkanlah kepadaku tentang Takbir mimpi ini jika kalian dapat menakbirkan mimpi” Lantas mereka menjawab “Itu adalah mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak dapat menakbirkan mimpi”. Maka berkatalah pelayan yang selamat itu “Aku akan menceritakan kepadamu orang yang pandai menakbirkan mimpi maka utuskan aku kepadanya”
Kemudian pelayan itu dipertemukan dengan Nabi Yusuf dan berseru “Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh sapi kurus dan tujuh bulir gandum hijau dan gandum kering agar aku dapat kembali pada orang-orang itu agar mereka dapat mengetahui”. Yusuf berkata “Supaya kalian bertanam tujuh tahun lamanya maka apa yang kamu tuai hendaknya kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan, kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit yang menghabiskan apa yang kaliann simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari gandum yang kamu simpan. Maka setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia mendapat hujan dan dimasa itu mereka memeras anggur.”
Setelah mendengar paparan Takbir mimpi yang disampaikan Nabi Yusuf melalui pelayan itu, Raja pun merasa penasaran dan sangat ingin bertemu dengan Yusuf. Melalui pelayan itu pula Raja memerintahkan supaya Yusuf dibawa kehadapannya. Akan tetapi Nabi Yusuf malah berkata “Bagaimanakah halnya Wanita-wanita yang telah melukai tangannya? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka” Raja kemudian mengumpulkan mereka dan menginterogasinya dengan bertanya “Bagaimana keadaan kalian saat kalian menggoda Yusuf untuk menundukan dirinya?”. Mereka berkata “Maha Sempurna Allah kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya” Zulaikha pun berkata “Sekarang jelaslah kebenaran itu akulah yang menggodanya agar menundukan dirinya kepadaku dan sesungguhnya dia termasuk kepada orang-orang yang benar.” Yusuf berkata “Yang demikian itu adalah supaya Qithfir mengetahui bahwa aku tidak berkhianat kepadanya dibelakangnya dan bahwa sanya Allah tidak menyukai tipu daya orang-orang yang berkhianat” Zulaikha berkata “Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah—seperti nafsu Nabi Yusuf—sesungguhnya Tuhanku Maha pengampun lagi Maha Penyayang”
Raja pun berkata “Bawalah Yusuf kepadaku agar aku bisa menjadikannya orang yang dekat denganku, Sesungguhnya hari kamu menjadi orang yang berkedudukan yang tinggi lagi dipercaya disisi kami.” Nabi Yusuf berkata “jadikanlah aku Menteri Pertanian sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan” Mulai saat itu Nabi Yusuf menjadi Menteri sekaligus orang kepercayaan Raja Rayyan bin Walid. Akan tetapi tak lama setelah itu Qithfir, suami dari Zulaikha sekaligus Ayah angkat Nabi Yusuf meninggal dunia. Dan kemudian Yusuf menikahi Zulaikha. Pada saat menikahi Zulaikha, Yusuf berkata kepadanya “Bukankah ini lebih baik dari apa yang dulu kau inginkan dariku” dan Zulaikha pun berkata “Duhai orang yang terpercaya janganlah kau mencelaku seperti itu, sesungguhnya aku adalah Wanita yang cantik jelita seperti yang kau lihat, akan tetapi suamiku yang dulu tidak pernah menyentuhku sekalipun dari itulah aku tergoda oleh ketampananmu. Akan tetapi Allah memeliharamu dari dosa yang tercela”. Yusuf dan Zulaikha dikaruniai dua orang anak Ifrayim dan Maisya, kemudian Ifrayim memiliki anak yang bernama Nuun yang menjadi ayah dari Yuusya’, yang sebelum diangkat jadi Nabi sempat  menemani Nabi Musa mencari Nabi Khidhir.
Silahkan Anda ambil hikmah yang ada Antara Cinta Yusuf dan Zulaikha. Rela dipenjara agar selamat dari dosa dan fitnah serta demi mendapat Cinta yang Halal dan bukan Cinta Terlarang seperti yang ditawarkan Zulaikha diawal kisah ini. Mungkin jika penulis ada diposisi Nabi Yusuf diawal kisah ini maka penulis tidak akan bisa lepas dari ajakan itu. Perlu anda ketahui bahwa Kisah ini adalah Kisah Nyata bukan Fiksi atau Drama Roman Picisan. Seluruh dialog yang ada dalam kisah diatas penulis kutip dari Alqur’an, Kitab Allah yang tidak mungkin berbohong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar