Sabtu, 19 Januari 2013

Klasifikasi Cinta



            Anggaplah bagian ini sebagai rangkuman dari apa yang telah penulis sampaikan diatas dan Masih dengan referensi yang sama dari Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam karyanya yang berjudul Jawaabul Kaafii. Beliau mengatakan bahwa Cinta terbagi menjadi lima dan bagi mereka yang tidak dapat membedakan diantaranya akan salah dalam menempatkan kepada siapakah Cinta harus kita curahkan. Macam-macam Cinta itu adalah sebagai berikut:
Ø  Cinta kepada Allah. Dan ini tidaklah cukup karena Umat nonMuslim pun seperti Yahudi dan Nashrani mengklaim bahwa mereka mencintai Allah padahal pada prakteknya Yahudi malah meninggalkan ajaran yang disampaikan oleh Nabi Musa dengan tidak mengakui Nabi Isa sebagai Nabi yang diutus oleh Allah dan menuduhnya sebagai anak hasil perzinahan. Sementara itu Umat Nashrani yang mengklaim dirinya sebagai penganut ajaran Nabi Isa yang taat malah beribadah kepada kayu salib. Jelaslah bahwa ini adalah penyimpangan yang dilakukan secara komunal dan sistematis dan sebetulnya mereka tidak layak untuk melakukan klaim Cinta kepada Allah karena dalam mengejawantahkan Cinta itu mereka malah menyimpang dari ajaran Rasul-rasul Allah yang Allah utus untuk memurnikan Akidah dan Cinta kepadaNya.
Ø  Cinta kepada sesuatu yang dicintai oleh Allah. Seperti yang telah penulis katakan pada uraian sebelumnya bahwa Untuk mencintai sesuatu, kita harus mencintai sesuatu yang dicintai oleh sesuatu yang kita cintai. Islam adalah sesuatu yang dicintai oleh Allah maka kita pun harus menjalani cinta kepada Allah dengan menjalani cinta kepada Islam. Allah katakan dalam Alqur’an “Innaddiina ‘indallahil islam” (Ali Imran:19) “Sesungguhnya Agama yang dicintai oleh Allah adalah islam” (Ali Imran:19). Dan orang yang paling dicintai oleh Allah adalah mereka yang dapat beristiqamah dalam islam.
Ø  Cinta karena Allah dan dijalan Allah. Ini merupakan bentuk Cinta yang menjadi syarat atau kemestian dari Cinta kepada sesuatu yang Allah cintai, sebab Cinta kepada sesuatu yang Allah cintai tidak akan pernah tegak tanpa Cinta karena Allah dan dijalan Allah. Artinya Cinta kepada yang Allah cintai itu terbungkus dalam bingkai Cinta kepada Allah. Ini penting sebab jika tidak dalam bingkai mencintai Allah maka akan terjadi Cinta yang berikutnya yaitu
Ø  Cinta yang menandingi Cinta kepada Allah. Ini merupakan Cinta yang mengakibatkan ‘Syirik’, sebab porsi Cinta kepada selain Allah sudah sama dengan Cinta kepada Allah. Misalnya saja Kecintaan kaum Musyrikin kepada berhala-berhala yang mereka sembah, sejatinya mereka mencintai Allah dan mengakui eksistensiNya akan tetapi perlakuan mereka kepada berhala-berhala itu telah menjadikannya tandingan cinta kepada Allah. Maka barang siapa yang mencintai beserta Allah dan bukan karena Allah maka sejatinya mereka sudah membuat tandingan cinta kepada Allah.
Ø  Cinta Tabiat. Merupakan Cinta manusia kepada sesuatu yang cocok dengan Tabiatnya. Contohnya saja Cintanya orang yang sedang kehausan kepada Air, Cintanya seorang yang sedang kelaparan kepada makanan atau pun Cinta seorang manusia kepada lawan jenisnya. Cinta ini tidaklah tercela asalkan tidak mengakibatkan Si Manusia itu lalai dalam Mengingat Allah. Allah katakan dalam Alqur’an “Yaa ayyuhalladziina aamanuu Laa tulhikum amwaalukum walaa aulaadukum ‘an dzikrillahi” (Al Munaafiquun:9) “Hai orang-orang yang beriman janganlah harta dan keluarga kalian membuat kalian lalai dari mengingat Allah” (Al Munaaafiquun:9).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar