Anggaplah
bagian ini sebagai rangkuman dari apa yang telah penulis sampaikan diatas dan Masih
dengan referensi yang sama dari Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam karyanya yang
berjudul Jawaabul Kaafii. Beliau
mengatakan bahwa Cinta terbagi menjadi lima dan bagi mereka yang tidak dapat
membedakan diantaranya akan salah dalam menempatkan kepada siapakah Cinta harus
kita curahkan. Macam-macam Cinta itu adalah sebagai berikut:
Ø Cinta kepada Allah. Dan ini tidaklah cukup karena Umat
nonMuslim pun seperti Yahudi dan Nashrani mengklaim bahwa mereka mencintai
Allah padahal pada prakteknya Yahudi malah meninggalkan ajaran yang disampaikan
oleh Nabi Musa dengan tidak mengakui Nabi Isa sebagai Nabi yang diutus oleh
Allah dan menuduhnya sebagai anak hasil perzinahan. Sementara itu Umat Nashrani
yang mengklaim dirinya sebagai penganut ajaran Nabi Isa yang taat malah
beribadah kepada kayu salib. Jelaslah bahwa ini adalah penyimpangan yang
dilakukan secara komunal dan sistematis dan sebetulnya mereka tidak layak untuk
melakukan klaim Cinta kepada Allah karena dalam mengejawantahkan Cinta itu
mereka malah menyimpang dari ajaran Rasul-rasul Allah yang Allah utus untuk memurnikan
Akidah dan Cinta kepadaNya.
Ø Cinta kepada sesuatu yang dicintai oleh Allah. Seperti yang
telah penulis katakan pada uraian sebelumnya bahwa Untuk mencintai sesuatu,
kita harus mencintai sesuatu yang dicintai oleh sesuatu yang kita cintai. Islam
adalah sesuatu yang dicintai oleh Allah maka kita pun harus menjalani cinta
kepada Allah dengan menjalani cinta kepada Islam. Allah katakan dalam Alqur’an
“Innaddiina ‘indallahil islam” (Ali
Imran:19) “Sesungguhnya Agama yang dicintai oleh Allah adalah islam” (Ali Imran:19). Dan orang yang paling
dicintai oleh Allah adalah mereka yang dapat beristiqamah dalam islam.
Ø Cinta karena Allah dan dijalan Allah. Ini merupakan bentuk
Cinta yang menjadi syarat atau kemestian dari Cinta kepada sesuatu yang Allah
cintai, sebab Cinta kepada sesuatu yang Allah cintai tidak akan pernah tegak
tanpa Cinta karena Allah dan dijalan Allah. Artinya Cinta kepada yang Allah
cintai itu terbungkus dalam bingkai Cinta kepada Allah. Ini penting sebab jika
tidak dalam bingkai mencintai Allah maka akan terjadi Cinta yang berikutnya
yaitu
Ø Cinta yang menandingi Cinta kepada Allah. Ini merupakan Cinta
yang mengakibatkan ‘Syirik’, sebab
porsi Cinta kepada selain Allah sudah sama dengan Cinta kepada Allah. Misalnya
saja Kecintaan kaum Musyrikin kepada berhala-berhala yang mereka sembah,
sejatinya mereka mencintai Allah dan mengakui eksistensiNya akan tetapi
perlakuan mereka kepada berhala-berhala itu telah menjadikannya tandingan cinta
kepada Allah. Maka barang siapa yang mencintai beserta Allah dan bukan karena
Allah maka sejatinya mereka sudah membuat tandingan cinta kepada Allah.
Ø Cinta Tabiat. Merupakan Cinta manusia kepada sesuatu yang
cocok dengan Tabiatnya. Contohnya saja Cintanya orang yang sedang kehausan
kepada Air, Cintanya seorang yang sedang kelaparan kepada makanan atau pun
Cinta seorang manusia kepada lawan jenisnya. Cinta ini tidaklah tercela asalkan
tidak mengakibatkan Si Manusia itu lalai dalam Mengingat Allah. Allah katakan
dalam Alqur’an “Yaa ayyuhalladziina aamanuu Laa tulhikum amwaalukum walaa
aulaadukum ‘an dzikrillahi” (Al
Munaafiquun:9) “Hai orang-orang yang beriman janganlah harta dan keluarga
kalian membuat kalian lalai dari mengingat Allah” (Al Munaaafiquun:9).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar