Hari ini kita
melihat satu hal yang ironis bahwa Umat islam ternyata lebih tertarik kepada
kisah Romeo dan Juliet atau pun Kisah Cinta Tragedi yang diperankan oleh Kate
Winslet dan Leonardo DeCaprio dalam sebuah film terlaris sepanjang masa yaitu
‘Titanic’. Padahal jauh sebelum kisah itu ada, Islam memiliki kisah nyata Cinta
yang penuh dengan ketauladanan yang dialami oleh Nabi Yusuf. Kisah ini Allah
abadikan dalam Kitabnya yang suci yaitu Alqur’an.
Kisah ini
berawal ketika Nabi Yusuf diselamatkan dari gelapnya sumur—yang kedalamnya Nabi Yusuf dilemparkan oleh
saudara-saudaranya—oleh rombongan saudagar yang melintas dan berusaha mengambil
air dari sumur itu. Rombongan Saudagar itu kemudian menjual Nabi Yusuf kepada
seorang Menteri bernama Qithfir yang berada dibawah pemerintahan Raja Mesir
ketika itu yang bernama Rayyan bin Malik. Saat itu Nabi Yusuf berusia tujuh
belas tahun. Qithfir berkata pada istrinya yang bernama Zulaikha “Berikanlah
layanan dan perlakuan yang baik kepada Yusuf, Mudah-mudahan saja dia bisa kita
manfaatkan atau bisa kita jadikan sebagai anak”. Ini dia katakan karena dia
tidak memiliki anak karena mandul.
Pada suatu
ketika disaat Qithfir sedang tidak ada dirumah, dan dirumah hanya ada Zulaikha
dan Yusuf. Zulaikha tidak bisa sabar dengan ketampanan luar biasa yang dimiliki
oleh Yusuf dan dia mengajak Yusuf untuk melakukan hubungan yang tidak
seharusnya dilakukan oleh dua orang yang bukan mahram. Zulaikha menutup semua
pintu dan berkata pada Yusuf “Kemarilah wahai Yusuf”. Yusuf pun menjawab “Aku
berlindung kepada Allah dari apa yang engkau ajak kepadaku, Tuanku telah
memperlakukanku dengan baik dan Aku tidak mungkin mengkhianatinya”. Kemudian
Zulaikha memaksa Yusuf dan Yusuf pun sesungguhnya memiliki rasa, karena Tabiat
Kemanusiaan yang dimilikinya bukan karena dia ingin melakukan hal kotor itu.
Maka dari itu dalam Kitab Tafsir Munir, Syaikh Nawawi Al Bantani mengatakan
bahwa Maksud Hati itu terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah Maksud Hati yang
tetap yaitu jika didalamnya terdapat niat yang kuat untuk melakukan suatu dosa
dan dibarengi dengan rasa ridho dan pasrah dalam hati, Maksud Hati inilah yang
pada saat itu dimiliki oleh Zulaikha, seseorang yang memiliki Maksud Hati
seperti ini sudah masuk kedalam Dosa. Yang kedua adalah Maksud Hati yang tidak
disengaja yaitu bisikan hati yang timbul bukan karena niat sebelumnya. Inilah
yang dialami oleh Nabi Yusuf ketika diajak oleh Zulaikha untuk melakukan hal
yang tidak senonoh. Seseorang yang memiliki bisikan seperti ini tidak masuk
dalam dosa kecuali bisikan itu diucapkan atau dilakukan.
Ketika rasa
ini timbul dalam benak Nabi Yusuf, maka Allah menolong Nabi Yusuf dengan
mengirimkan Wahyu yang mengatakan Kejelekan dan Dosa sebuah Perzinahan. Ini
menunjukan dipeliharanya para Nabi dari segenap Dosa yang menghampiri
kebanyakan Manusia. Nabi Yusuf mencoba menghindar dari ajakan Zulaikha dengan
berlari kearah pintu, namun Zulaikha tidak membiarkannya lolos begitu saja.
Mereka saling berlomba menuju pintu dan pada saat yang sama Qithfir ternyata
sudah berada didepan pintu, Zulaikha dengan wajah tanpa dosa berkata pada
Qithfir “Apa balasan bagi orang yang ingin berbuat serong kepada keluargamu?
Tidak lain adalah penjara atau siksa yang pedih”, seraya melempar kesalahan
pada Nabi Yusuf. Nabi Yusuf pun mencoba membela diri dengan menimpali dengan
halus apa yang dikatakan oleh Zulaikha pada Qithfir, “Beliau lah yang memaksaku
untuk melakukan hal itu dan ada seorang saksi dari keluarga beliau”. Saksi yang
dimaksud oleh Nabi Yusuf adalah seorang bayi yang baru berusia dua bulan yang
Allah berikan kemampuan berbicara kepadanya.
Saksi itu
berkata “jika baju Yusuf sobek dari depan maka Zulaikha berkata benar dan Yusuf
termasuk sebagian dari orang-orang yang berbohong. Akan tetapi jika baju Yusuf
sobek dari belakang maka Yusuf berkata benar dan Zulaikha termasuk kedalam
orang-orangyang berbohong”. Ternyata setelah diperiksa Baju Nabi Yusuf sobek
dari belakang yang merupakan bekas tarikan dari Zulaikha ketika Yusuf berusaha
kabur darinya. Qithfir pun berkata “Wahai Yusuf! Janganlah kau ceritakan
kejadian ini kepada orang lain. Dan kau Wahai Zulaikha! Bertaubatlah atas dosa
yang telah kau lakukan”
Tanpa
disadari Tersiarlah kejadian diistana Qithfir itu kepada masyarakat luas.
Sehingga hal itu menjadi buah bibir setiap orang yan mendengarnya, terutama
para wanita yang mengatakan bahwa Zulaikha telah dibutakan oleh Cinta. Ketika
Zulaikha mendengar perkataan mereka, dia pun segera memanggilnya dan
menyediakan kursi beserta makanan dan pisau. Ketika para Wanita itu sedang
asyik mengiris buah-buahan dan daging, Zulaikha memanggil Nabi Yusuf dengan
nada sedikit berteriak “Wahai Yusuf! Keluarlah kamu!” Ketika Yusuf keluar maka
mereka kagum akan keelokan rupanya dan tanpa terasa memotong jari tangannya
seraya berkata “Maha Sempurna Allah ini bukanlah manusia melainkan malaikat
yang mulia”. Maka berkatalah Zulaikha “Itulah yang karenanya kalian malah
mencelaku. Aku telah menggodanya untuk takluk pada keinginanaku tapi dia
menolak. Dan jika dia menolak apa yang aku inginkan maka niscaya aku akan
memasukannya kedalam penjara dan dia masuk kedalam golongan orang-orang yang
hina” Nabi Yusuf menjawab perkataan itu seraya berdo’a “Wahai Tuhanku, penjara
lebih aku sukai dari pada ajakan mereka kepadaku”.
Lihatlah
bukannya Nabi Yusuf tidak menyukai Zulaikha, akan tetapi ketika Cinta itu
membawa kita kedalam kema’siatan maka tinggalkanlah. Berlindunglah kepada Allah
dari Cinta seperti ini. Tak lama setelah itu Yusuf pun dimasukan kepenjara
sebagai bentuk perlindungan yang diinginkan olehnya dari wanita-wanita yang
menginginkan untuk melakukan perbuatan tidak senonoh kepadanya, meskipun pada kenyataannya
dipenjarakannya beliau adalah atas rencana jahat Zulaikha. Begitulah Cinta
buta, ketika keinginan kita terhadap apa yang kita cintai tidak terpenuhi maka
terkadang cinta itu berbalik benci.
Dalam penjara itulah dia bertemu dengan dua orang yang
dipenjarakan atas tuduhan meracuni raja. Yang satu adalah seorang pelayan yang
biasa memeras anggur dan Yang lain adalah seorang pelayan yang biasa
mengantarkan roti untuk makanan Sang Raja. Pada suatu malam Pelayan yang biasa
memeras Anggur bermimpi memeras Anggur sedangkan Pelayan yang biasa
mengantarkan roti untuk raja bermimpi menaruh roti diatas kepalanya dan roti
itu dimakan oleh burung gagak. Mereka pun lantas menanyakan arti dari
masing-masing mimpi itu kepada Nabi Yusuf karena beliau selama dipenjara
terkenal alim dan rajin beribadah. Nabi Yusuf pun menafsirkan mimpi, mimpi
pelayan yang memeras Anggur akan jadi kenyataan atau dia akan dapat kembali
memeras angggur lagi untuk raja, atau dengan kata lain dia akan terbebas dari
segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya sedangkan mimpi orang yang biasa
mengantarkan roti untuk raja bermakna bahwa dia akan disalib dan kepalanya akan
dipatuki oleh burung-burung gagak yang berarti dialah yang bersalah dan berniat
untuk meracuni raja.
Tak lama setelah itu Yusuf pun berpesan pada Pelayan yang
biasa memeras anggur—karena menurut Takmil mimpi beliau dialah yang akan
selamat dari tuduhan—untuk menitipkan pesan kepada Raja bahwa dalam penjara ada
seorang pemuda yang dipenjarakan karena kedzaliman orang lain dan bukan atas
kesalahan yang diperbuatnya, Pemuda itu adalah Nabi Yusuf sendiri. Akan tetapi
setelah pelayan itu bebas ternyata dia lupa akan pesan yang diamanatkan oleh
Nabi Yusuf. Maka tinggalah Yusuf dalam penjara itu selama tujuh tahun.
Dua tahun setelah pelayan itu bebas—sebelumnya Nabi Yusuf
sudah dipenjara selama lima tahun—Raja Rayyan bin Walid bermimpi melihat tujuh
ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh sapi betina yang kurus dan tujuh
bulir gandum berwarna hijau sedangkan tujuh lainnya kering. Raja pun memanggil
segenap pemuka negeri dan berkata “Terangkanlah kepadaku tentang Takbir mimpi
ini jika kalian dapat menakbirkan mimpi” Lantas mereka menjawab “Itu adalah
mimpi yang kosong dan kami sekali-kali tidak dapat menakbirkan mimpi”. Maka berkatalah
pelayan yang selamat itu “Aku akan menceritakan kepadamu orang yang pandai
menakbirkan mimpi maka utuskan aku kepadanya”
Kemudian pelayan itu dipertemukan dengan Nabi Yusuf dan
berseru “Yusuf, hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang
tujuh ekor sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh sapi kurus dan tujuh bulir gandum
hijau dan gandum kering agar aku dapat kembali pada orang-orang itu agar mereka
dapat mengetahui”. Yusuf berkata “Supaya kalian bertanam tujuh tahun lamanya
maka apa yang kamu tuai hendaknya kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk
kamu makan, kemudian setelah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit yang
menghabiskan apa yang kaliann simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari
gandum yang kamu simpan. Maka setelah itu akan datang tahun yang padanya
manusia mendapat hujan dan dimasa itu mereka memeras anggur.”
Setelah mendengar paparan Takbir mimpi yang disampaikan Nabi
Yusuf melalui pelayan itu, Raja pun merasa penasaran dan sangat ingin bertemu
dengan Yusuf. Melalui pelayan itu pula Raja memerintahkan supaya Yusuf dibawa
kehadapannya. Akan tetapi Nabi Yusuf malah berkata “Bagaimanakah halnya
Wanita-wanita yang telah melukai tangannya? Sesungguhnya Tuhanku Maha
Mengetahui tipu daya mereka” Raja kemudian mengumpulkan mereka dan
menginterogasinya dengan bertanya “Bagaimana keadaan kalian saat kalian
menggoda Yusuf untuk menundukan dirinya?”. Mereka berkata “Maha Sempurna Allah
kami tidak mengetahui sesuatu keburukan darinya” Zulaikha pun berkata “Sekarang
jelaslah kebenaran itu akulah yang menggodanya agar menundukan dirinya kepadaku
dan sesungguhnya dia termasuk kepada orang-orang yang benar.” Yusuf berkata
“Yang demikian itu adalah supaya Qithfir mengetahui bahwa aku tidak berkhianat
kepadanya dibelakangnya dan bahwa sanya Allah tidak menyukai tipu daya
orang-orang yang berkhianat” Zulaikha berkata “Dan aku tidak membebaskan diriku
dari kesalahan karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah—seperti nafsu Nabi
Yusuf—sesungguhnya Tuhanku Maha pengampun lagi Maha Penyayang”
Raja pun berkata “Bawalah Yusuf kepadaku agar aku bisa
menjadikannya orang yang dekat denganku, Sesungguhnya hari kamu menjadi orang
yang berkedudukan yang tinggi lagi dipercaya disisi kami.” Nabi Yusuf berkata
“jadikanlah aku Menteri Pertanian sesungguhnya aku adalah orang yang pandai
menjaga lagi berpengetahuan” Mulai saat itu Nabi Yusuf menjadi Menteri
sekaligus orang kepercayaan Raja Rayyan bin Walid. Akan tetapi tak lama setelah
itu Qithfir, suami dari Zulaikha sekaligus Ayah angkat Nabi Yusuf meninggal
dunia. Dan kemudian Yusuf menikahi Zulaikha. Pada saat menikahi Zulaikha, Yusuf
berkata kepadanya “Bukankah ini lebih baik dari apa yang dulu kau inginkan
dariku” dan Zulaikha pun berkata “Duhai orang yang terpercaya janganlah kau
mencelaku seperti itu, sesungguhnya aku adalah Wanita yang cantik jelita
seperti yang kau lihat, akan tetapi suamiku yang dulu tidak pernah menyentuhku
sekalipun dari itulah aku tergoda oleh ketampananmu. Akan tetapi Allah
memeliharamu dari dosa yang tercela”. Yusuf dan Zulaikha dikaruniai dua orang
anak Ifrayim dan Maisya, kemudian Ifrayim memiliki anak yang bernama Nuun yang
menjadi ayah dari Yuusya’, yang sebelum diangkat jadi Nabi sempat menemani Nabi Musa mencari Nabi Khidhir.
Silahkan Anda ambil hikmah yang ada Antara Cinta Yusuf dan
Zulaikha. Rela dipenjara agar selamat dari dosa dan fitnah serta demi mendapat
Cinta yang Halal dan bukan Cinta Terlarang seperti yang ditawarkan Zulaikha
diawal kisah ini. Mungkin jika penulis ada diposisi Nabi Yusuf diawal kisah ini
maka penulis tidak akan bisa lepas dari ajakan itu. Perlu anda ketahui bahwa
Kisah ini adalah Kisah Nyata bukan Fiksi atau Drama Roman Picisan. Seluruh
dialog yang ada dalam kisah diatas penulis kutip dari Alqur’an, Kitab Allah
yang tidak mungkin berbohong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar